Thursday, 19 March 2009

MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS X SMUS HASRATI KENDARI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER

A. JUDUL : MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS X SMUS HASRATI KENDARI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER

B. LATAR BELAKANG
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat suatu negara adalah peningkatan mutu pendidikan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan kemampuan cara mengajar guru kepada siswa. Di Indonesia, upaya tersebut masih terus dilakukan, khususnya dikota Kendari, guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dikelas X SMUS Hasrati Kendari terdapat seorang guru yang mengajar pada mata pelajaran matematika. Ia mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi kepada siswa. Ia mengatakan bahwa selama mengajar dengan metode ceramah, dari jumlah keseluruhan siswa yang mampu memahami materi pelajaran yang diajarkan hanya sekitar 30% saja, oleh karena itu, Ia berusaha meningkatkan kualitas tersebut dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok. Dengan metode diskusi ini, siswa yang mampu belajar dengan baik bertambah, namun hanya sekitar 20% saja.
Dalam mempelajari pokok bahasan persamaan linier, siswa banyak mendapat kendala. Kendala siswa pada umumnya adalah kemampuan dasar, misalnya pada operasi perkalian bilangan bulat. Kendala lain adalah kurang tersedianya buku-buku referensi sehingga menyulitkan siswa memahami pelejaran yang hanya dijelaskan oleh guru, kurangnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran yang dipaparkan oleh guru, bahkan lebih mengerti jika setelah penyajian materi dilakukan oleh guru kemudian teman-teman yang telah mengerti menjelaskan kepada siswa yang lain.
Dikelas ini mengalami keterlambatan materi, sehingga seharusnya materi persamaan linier ini diajarka pada semester I, tapi diajarkan pada semester dua yang sekarang ini tengah berlangsung.
Melihat keadaan tersebut, maka perlu diadakan sebuah perbaikan metode mengajar yang lebih cocok. Oleh karena itu saya mencoba melakukan penelitian ini guna meningkatkan prestasi siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah:
Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMUS Hasrati Kendari ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMUS Hasrati Kendari.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi sekolah : Dengan hasil penelitian ini diharapkan SMUS Hasrati Kendari dapat lebih meningkatkan pemberdayaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar prestasi belajar siswa lebih baik.
2. Bagi guru : Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya.
3. Bagi siswa : Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan teman sebaya dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.
F. KAJIAN PUSTAKA
F.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang telah tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Dalam belajar, pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak (Ali Imron :2).
Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf yaitu sebagai perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. Tetapi nyata bagi kita ialah bahwa perubahan itu terjadi pada salah satu bagian dari organisme yakni hanya dalam sistem urat saraf.
Definisi lain belajar adalah penambahan pengetahuan dan sebagai perubahan kelakuan bakat pengalaman dan latihan (Nasution :34)
F.2. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak, menyampaiakan kebudayaan pada anak, serta suatu aktivitas organisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar (Nasution:4)
F.3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya dutujukan dengan nilai atau angka nilai yang diberikan oleh guru (cormentyna sitanggang :600)
Prestasi belajar berasal dari kata pretasi dan belajar. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud 1995:787). Sedangkan pengerian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud 1995:14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru (www.nhowitzer.Multiply.com)
F.4. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya : 1. saling ketergantungan positif, 2. interaksi tatap muka, 3. akuntabilitas individual, 4. keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja dianjurkan (Abdurrahman & Bintoro,2000:78-79) dalam (Nurhadi, dkk:60)
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardani(2005),model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategis mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Salah satu tujuan pengadaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan siswa.
Menurut Nur(2000), prinsip dalam pembelajaran kooperatif adalah :
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri-ciri model pembelajara kooperatif sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, suku, dan budaya yang berbeda serta memperhatikan kesejahteraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu.
Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif :



(www.ppp pembelajaran kooperatif.co.id:3)
F.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aroson dkk. Langkah-langkah dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut :
a. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta jika mungkin anggota dari kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group).
Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aroson disebut kelompok jigsaw(gigi gergaji).
Contoh pembetukan kelompok jigsaw sebagai berikut

Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa, dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
e. Materi sebaikanya secara alami dapat dibagi menjadi bagian materi pembelajaran.
f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntutan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.(www.ppp.pembelajaran kooperatif.co.id:6)
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan Aronson et al.sebgai metode cooperative learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Pendekatan ini bisa pila digunakan dalam beberapa mata pelajaran,seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skema atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengelolah informasi dan meningkatkan katerampilan berkomunikasi.
Cara mengajar:
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
2. Sebelum pelajaran diberikan, pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik dipapan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui tentang topik itu. Kegiatan curah pendapat ( bramstorming) ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skema siswa agar lebih siap mengahadapi bahan pelajaran yang baru.
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama.
5. Kemudian,siswa disuruh membaca/mengajarkan bagian mereka masing-masing.
6. Setelah selesai, siswa saling membagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan masing-masing.
7. Khusus untuk kegiatan membaca,kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
Variasi: Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisaa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan siswa yang lain yang mendapat bagian yang sama dari kelompok lain.(Anita Lie,2002:68)
F.6. Kerangka Pemikiran
Dalam aplikasinya model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik. Dalam pembelajaran kooperatif juga melatih siswa dalam mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial dan manusia yang mana pada akhirnya hal ini berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa. Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif, yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kurang pintar dalam mempelajari konsep-konsep yang dirasa sulit dalam matematika. Pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan sejajar.
Pada pembelajaran kooperatif teknik jigsaw, aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam proses diskusi dan kerja kelompok guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, konsultan dan manager yang mengkoordinir proses pembelajaran. Suasana belajar dan interaksi yang santai antara siswa dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal dan siswa mengkontruksi sendiri ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya untuk periode waktu yang lama. Hal ini bisa memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika, yang dapat berpengaruh baik terhadap prestasi belajar siswa.
F.7. Penelitian yang Relevan
Edy Sutanto (2006:32) mengatakan bahwa pemahaman belajar siswa kelas VIII MTsN Konda pada materi pokok persamaan garis dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
F.8. Hipotesis Tindakan
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMUS Hasrati Kendari.
G. METODE PENELITIAN
G.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas.
G.2. Setting Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan diadakan di kelas X SMUS Hasrati Kendari pada semester genap tahun 2008/2009.
G.3. Faktor yang Akan Diselidiki
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor Siswa, yaitu malihat kemampuan siswa dalam mempelajari Matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, khususnya saat mempelajari pokok bahasan persamaan linier.
b. Faktor Guru, yaitu melihat bagaimana materi pelajaran dipersiapkan serta bagaimana teknik yang digunakan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw didalam kelas.
c. Faktor Sumber Pelajaran, yaitu melihat apakah sumber pelajaran yang digunakan dapat mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sedang diterapkan.
G.4. Rencana Tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Dari hasil observasi awal berupa wawancara langsung dengan guru bidang studi matematika,ditetapkan bahwa tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Adapaun pelaksanaan tindakan tersebut mengikuti prosedur tindakan kelas yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Observasi dan evaluasi
d. Refleksi
Secara rinci prosedur penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
a. Perencanaan : Kegiatan yang dilakukan :
1. Membuat skenario pembelajaran
2. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS yang diperlukan dalam membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.
4. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah prestasi belajar Matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang diguanakan dapat ditingkatkan.
5. Pembuatan jurnal sebagai hasil refleksi diri.
b. Pelaksanaan tindakan : Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario yang telah dibuat.
c. Observasi/evaluasi : Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan serta melakukan evaluasi.
d. Refleksi : Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian dari hasil tersebut akan dilihat apakah memenuhi target yang diterapkan pada indikator kerja, jika belum maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dan kelemahan-kelemahan/kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus diperbaiki pada siklus berikutnya.
G.5. Data dan Teknik Pengambilan Data
a. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw oleh guru Matematika kelas X SMUS Hasrati Kendari baik dari segi pengajaran, pelaksanaan dan teknik evaluasi, sedangkan data kuantitatif adalah tes hasil belajar.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Matematika yang telah menerapkan model pembelajaran ini dan siswa kelas X SMUS Hasrati Kendari tahun pelajaran 2008/2009.
G.6. Teknik Pengumpulan Data
a. Untuk melihat pelaksanaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan lembar observasi.
b. Untuk melihat prestasi belajar siswa setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tes.
G.7. Indikator Kinerja
Sebagai indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 75% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
DAFTAR PUSTAKA

Imron,Ali.1996.Belajar dan Pembelajaran.Pustaka Jaya:Jakarta.
Nasution,S.1995.Didakti Asas-Asas Mengajar.Bumi Aksara:Jakarta.
Nurhadi dkk. .Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.UN Malang: Malang Lie,Anita.2002.Cooperative Learning. Grasindo: Jakarta
Situnggang,cormetyna dkk.2003.Kamus Belajar. Remaja Rosdakarya: Jakarta.
www.nhowitzer.multiply.com
.www.ppp.pembelajaran kooperatif.co.id.
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS X SMUS HASRATI KENDARI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS X SMUS HASRATI  KENDARI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER
Ditulis Oleh : Iron_man
Published :
Rating : 4.9

0 comments:

Post a Comment